Rabu, 15 Oktober 2014

Mengidentifikasi Kesehatan Ternak Unggas

Ternak, baik unggas maupun ruminansia rentan akan penyakit. Bahkan penyakit yang menyerang ternak bisa saja jenis penyakit berbahaya misalnya saja AI pada unggas pedaging. Namun semua itu dapat disembuhkan/dicegah agar tidak menular kepada ternak yang lainnya. Untuk itu saya akan berbagi kepada teman-teman tentang bagaimana cara kita mengobati bahkan mencegah agar ternak kita terhindar dari penyakit.

Pencegahan Penyakit
Upaya pencegahan penyakit dilakukan melalui biosecurity, vaksinasi, menjaga kebersihan dan pengelolaan ayam yang baik (manajemen). Namun demikian pada kenyataannya masih sering dijumpai penyakit di farm kita. Jika ayam terkena penyakit maka harus dilakukan tindakan pengobatan. Untuk dapat melakukan pengobatan kita perlu mengetahui gejala penyakit, diagnosa, jenis obat dan perlakuan pada ternak.

Gejala Ternak Sakit
Suatu ternak atau individu dikatakan dalam keadaan sakit apabila dalam individu tersebut terjadi perubahan phisiologis, yang merupakan akibat dari penyebab penyakit (kausal).

Untuk dapat mengetahui apakah ternak tersebut dalam keadaan sehat atau sakit, maka terlebih dahulu harus mengetahui baik ciri-ciri atau penampilan secara umum ternak yang sehat maupun ternak yang sakit. Dengan mengetahui gejala klinis secara umum maka dapat ditentukan apakah ternak tersebut dalam keadaaan sehat atau sakit. Namun demikian pada keadaan tersebut belum dapat ditentukan jenis penyakit apa yang dideritanya sebelum kita mengetahui gejala klinis secara khusus.
  • Perubahan Fisiologis
Banyak perubahan-perubahan secara phisiologis yang dapat diamati, diantaranya:
  1. Perubahan suhu tubuh, setiap ternak mempunyai suhu tubuh normal yang tidak sama dan suhu tersebut pada umumnya akan mengalami perubahan apabila individu tersebut dalam keadaan sakit, terutama akan terjadi kenaikan suhu tubuh.
  2. Peradangan, peradangan terjadi karena adanya inveksi dalam tubuhnya. Adanya peradangan dalam tubuh ternak, biasanya ditandai dengan adanya kesakitan, panas, kemerahan dan kebengkakan .
  3. Tidak adanya atau kurangnya nafsu makan, hampir seluruh gajala sakit pada semua jenis penyakit akan ditandai oleh kurangnya nafsu makan. Hal ini disebabkan karena pengaruh kondisi tubuh yang tidak normal atau tidak nyaman.
  • Depresi atau Stres
Gejala sakit merupakan pemunculan dari suatu keadaan yang tidak normal atau adanya kelainan dari organ tubuh atau fungsinya. Gejala sakit yang ditemukan pada ternak yang masih hidup disebut gejala klinis. Gejala klinis dibedakan menjadi dua yaitu gejala klinis umum dan gejala klinis khusus.

Gejala Klinis Umum
Gejala klinis umum timbul sebagai reaksi tubuh terhadap segala penyebab penyakit yang diderita, menyangkut kondisi umum tubuh antara lain: nafsu makan menurun, lesu, mata tidak bersinar, kulit pucat, bulu kusut/kusam.

Gejala Klinis Khusus
Gejala klinis khusus timbul sebagai reaksi dari kelainan sistem organ tubuh akan menunjukan gejala berbeda. Gejala kelainan sistem pernafasan akan menunjukan gejala yang berbeda dengan gejala kelainan dari sistem organ pencernaan, organ peredaran darah, organ reproduksi dan sebagainya. Dengan melihat gejala klinis khusus, pemeriksaan terhadap kelainan organ-organ tubuh dapat lebih diarahkan.
Tanda-tanda umum pada ternak unggas yang sedang sakit biasanya sangat berhubungan dengan tingkah laku dan kondisi umum tubuh seperti nafsu makan, keadaan kulit, keadaan bulu, hidung, mata, dubur, ekor, kotoran dan suhu tubuh.
  • Pemeriksaan Klinis
Dalam mendiagnose suatu penyakit perlu dilakukan pemeriksaan secara klinis, yaitu dengan jalan menelusuri atas riwayat kejadian penyakit dan pemeriksaan secara fisis bagi penderita. Tetapi gangguan-gangguan klinis pada ternak tidak dikenal batasan-batasannya sehingga diagnosapun tidak selalu dapat ditentukan. Oleh sebab itu ahli klinis harus dapat menentukan masalahnya setuntas mungkin dan memulai dengan melakukan pengobatan atau pencegahan sebelum diagnosis dapat ditentukan.
Dalam pemeriksaan klinis sering dijumpai bahwa gambaran klinis suatu penyakit sulit untuk dikenali. Hal ini bisa disebabkan karena keadaan secara umum yang tidak baik atau sulit ditentukan, pertumbuhan badan yang jelek atau penurunan berat badan. Dalam keadaan demikian penentuan diagnose secara pasti, hanya mungkin setelah dilakukan uji laboratorium secara tuntas.
Beberapa hal yang dilakukan dalam pemeriksaan klinis yang dapat dilakukan seperti:

Menelusuri Riwayat Penyakit
Catatan kejadian yang telah berlangsung sebelum unggas mendapat pemeriksaan dari dokter hewan merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan diagnosa. Riwayat penyakit merupakan hasil tangkapan indera dan kadang-kadang jika pemeriksaan ini dilakukan oleh seorang awam terkadang dapat menyesatkan. Dalam menulusuri riwayat penyakit, harus juga ditelusuri mengeenai penyakit yang terdahulu, bagaimana mengenai tipe kandangnya, pakannya, air dan sebagainya. Demikian pula riwayat vaksinasi dan pengobatan yang telah diberikan. Pertanyaan-pertanyaan ini harus disusun secara kronologis agar patogenesis dari penyakit yang diperiksa dapat diusahakan untuk dipelajari. Informasi yang perlu dicatat dan dilaporkan: kondisi ternak atau status tiap kelompok, kejadian kematian, tanggal waktu pemberian vaksin.

Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum merupakan pemeriksaan terhadap keadaan lingkungan yang meliputti tingkat sanitasi lingkungan, konsistensi tinja dan urine dalam kandang, tingkat pencemaran dan kualitas pakan dan air, serta kelakuan hewan baik dalam keadaan berdiri maupun tiduran, seperti adakah kelainan dalam cara makan dan minum.
Pemeriksaan umum penderita dimulai dari suatu jarak yang tidak mengganggu ketenangan dan sikap penderita. Oleh karena itu pemeriksaan umum, dari jarak agak jauh dan dilakukan dari berbagai arah depan, belakang dan kedua sisi hewan.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara palpasi, inspeksi visual dan penciuman serta pendengaran. Palpasi dan inspeksi visual ini digunakan untuk:
  1. Mengenal kelainan-kelainan kecil atas susunan anatomi
  2. Menilai kepekaan terhadap rasa sakit
  3. Tanda-tanda peradangan dan tumor
  4. Kelainan konsistensi seperti busung
  5. Pengapuran yang patologik
Pemeriksaan secara penciuman dapat dilakukan untuk penderita yang mengalami radang dengan nekrosis jaringan di dalam mulut atau saluran pernafasan yang biasanya disertai dengan bau pernafasan yang busuk. Sedangkan pemeriksaan dengan cara mendengar, misalnya digunakan untuk menentukan diagnosis secara pasti terhadap lokasi jaringan yang berisi gas di dalam perut. Caranya dengan menggunakan stetoskop.

1 komentar: